Feeds:
Pos
Komentar

Archive for November, 2020

Pandemi covid-19 di Indonesia hingga kini belum juga mereda. Sudah sejak bulan Maret 2020, pembelajaran dilaksanakan melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ). Prediksi awal bahwa kira-kira pada  tahun ajaran baru 2020/2021, bulan Juli 2020 pembelajaran sudah kembali normal. Namun pandemi Covid-19 belum ada tanda-tanda mereda. Hingga akhirnya PJJ tetap dilaksanakan hingga kini.

            Banyak permasalahan PJJ yang dilaksanakan pada masa pandemi ini. Materi pelajaran yang tidak mudah dipahami, tugas yang harus dikerjakan tanpa petunjuk yang jelas, HP atau laptop yang tidak support untuk digunakan belajar, hingga masalah kuota yang boros. Untuk yang terakhir, masalah kuota oleh pemerintah kemudian diberikan bantuan untuk para peserta didik maupun guru. Meskipun kuota dari pemerintah tidak efektif karena dibatasi hanya untuk beberapa aplikasi tertentu.

            Selain itu, permasalahan lain muncul pengawasan terhadap peserta didik. Pelaksanaan PJJ peserta didik belajar dari rumah. Orang tua memiliki kewajiban penuh untuk mengawasi kegiatan belajar anaknya. Anak-anak yang sudah terbiasa disiplin, maka tanpa diawasi akan tetap melaksanakan PJJ dengan penuh tanggun jawab. Mereka tahu pentingnya belajar jarak jauh secara mandiri. Namun bagi anak-anak yang kurang disiplin, maka akan muncul permasalahan dalam PJJ ini. Jika tidak dipantau dan diawasi secara terus menerus, anak-anak seperti ini tidak melaksanakan PJJ dengan sungguh-sungguh. Bahkan bisa saja tidak mengikuti PJJ sama sekali. Dalam hal ini perlu ada kerjasama guru dengan orang tua peserta didik. Orang tua di rumah mengawasi anak-anaknya. Sedangkan guru akan memantau melalui berbagai aplikasi.

            Di sekolah pada awal tahun pelajaran, telah dibagikan tugas tambahan selain mengajar. Salah satu tugas tambahannya adalah sebagai wali kelas. Tentunya wali kelas ini akan menjadi orang tua kedua setelah orang tua di rumah. Jika kondisi normal belajar seperti biasa dengan tatap muka, maka wali kelas ini setiap harinya akan memantau bagaimana pelaksanaan dan perkembangan belajar peserta didiknya di sekolah. Namun kini di masa pandemi, yang pelaksanaan belajarnya melalui PJJ, maka peran wali kelas tidaklah seperti biasa.

            Tugas wali kelas bisa saja menjadi 24 jam penuh. Kondisinya memang tidak bertemu dan tatap muka langsung dengan peserta didik. Akan tetapi dengan berbagai aplikasi wali kelas akan terus memantau kegiatan dan perkembangan peserta didik. Mulai dari pagi-pagi, wali kelas mengcek menanyakan di group peserta didiknya apakah sudah siap untuk megikuti PJJ. Tidak lupa mengingatkan untuk mengisi daftar hadir sekolah yang sudah dikirim lewat link. Jika masih ada yang lupa mengisi daftar hadir, maka akan menghubungi langsung ke personal peserta didik.

Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah image.png

            Hingga siang hari wali kelas akan menunggu laporan dari beberapa guru yang mengajar di kelasnya, apakah hari itu semua peserta didik mengikuti PJJ dengan baik. Jika ada guru yang kemudian menginfokan bahwa ada peserta didik yang tidak mengikuti PJJ dengan baik. Maka wali kelas akan segera menghubungi peserta didik tersebut untuk menanyakan alasan tidak mengikuti PJJ. Jika peserta didiknya sulit dihubungi, maka wali kelas akan menghubungi orang tua peserta didik tersebut. Mengingatkan ke orang tua untuk mengawasi dan mengingatkan anaknya untuk mengikuti PJJ setiap harinya.

            Ketika ada peserta didik yang nilainya belum memenuhi KKM, wali kelas akan menghubungi peserta didik dan mengingatkan untuk melaksanakan remedial dengan guru yang bersangkutan. Wali kelas memiliki catatan masing-masing peserta didik dengan ketuntasan belajarnya. Setiap minggunya mengcek peserta didik sudah sampai dimana melaksanakan remedial dan menuntaskan materi belajarnya. Hal ini untuk memudahkan ketika akan penilaian pada semester ganjil mendatang.

            Bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengikuti PJJ, wali kelas akan mengadakan kunjungan ke rumah. Atau sering disebut home visit. Banyak pengalaman wali kelas ketika sudah mengadakan home visit. Bisa berbincang-bincang dengan orang tua untuk membantu menyelesaikan permasalahan peserta didik adalah menjadi pokok yang utama. Ada orang tua yang pro aktif sehingga masalah yang dihadapi peserta didik mendapatkan solusi. Namun ada juga orang tua yang justru sudah tidak mampu lagi untuk mengawasi dan mengatur anak. Bahkan urusan anak tersebut diserahkan kepada wali kelasnya. Misalnya orang tua mengatakan, “ibu saja setiap pagi membangunkan anak saya, karena dengan saya, anak sudah tidak mau dengar lagi.”

            Tugas wali kelas tidak sampai hanya memantau PJJ. Bertambah lagi ketika belakangan ini ada demonstrasi. Peserta didik dengan usia yang masih terlalu belia belum waktunya untuk ikut memberikan suara dan aspirasinya pada  demonstrasi. Wali kelas akan mengcek satu persatu peserta didiknya memastikan bahwa kondisi peserta didiknya sedang PJJ jika waktunya pagi sampai siang. Dan akan memastikan peserta didik dalam kondisi di rumah  dan aman jika sore hingga malam hari. Komunikasi dengan orang tua peserta didik terus dilakukan untuk memastikan kondisi anak-anak aman.

            Selain itu wali kelas akan memantau dan selalu mengingatkan peserta didik untuk selalu mematuhi protokol kesehatan ketika kondisi berada di luar rumah. Hal ini dilakukan tanpa bosan untuk mengingatkan peserta didik. Dalam hal ini tentunya mematuhi protokol kesehatan, dengan harapan pandemi segera melandai dan sekolah segera dapat dilakukan dengan tatap muka.

            Bisa dikatakan bahwa  wali kelas setiap saat akan pegang HP untuk mengikuti perkembangan dan kemajuan peserta didik, serta melayani apa yang dibutuhkan oleh peserta didik. Jadi pandemi yang hingga kini menyebabkan PJJ, maka wali kelas pekerjaanya berlipat menjadi 24 jam. Tanpa mengenal waktu jam kerja. Semoga para wali kelas-wali kelas lain yang juga memiliki pengalaman seperti penulis, tetap semangat untuk terus mendampingi peserta didiknya. Semoga apa yang sudah dilakukan terhadap peserta didik akan menjadi ladang ibadah yang mengalir terus menerus. Perjuangan dan kesabaran dituntut setiap harinya untuk masa depan generasi penerus bangsa. Guru, wali kelas tidak menyerah dan kalah  karena pandemi. Tetap memiliki berbagai  cara  untuk mendampingi anak bangsa.

            Pendidikan dan belajar tetap berjalan seiring dengan waktu. Semangat terus dikobarkan untuk memotivasi peserta didik untuk tidak lelah belajar dengan PJJ. Kehidupan akan terus berjalan. Optimis bahwa pandemi akan segera berlalu, dan kegiatan pembelajaran akan kembali seperti semula. Ke depannya peserta didik  belajar untuk membiasakan diri dengan new normal.

            Suatu saat masa pandemi ini akan menjadi cerita kepada anak cucu yang tidak mengalami masa ini. Akan menjadi suatu pengalaman yang dapat dijadikan menyemangat belajar di masa mendatang. Juga menjadi sejarah yang ditorehkan oleh para guru dan wali kelas yang mendampingi peserta didik  hingga berhasil dalam mengatasi kesulitan belajarnya.

            Semoga apa yang telah diperjuangkan oleh guru dan wali kelas menjadi keberkahan tersendiri. Menjadi kepuasan batin dapat melihat peserta didik berhasil suatu saat nanti.

Read Full Post »